Archive for November 2013

  • Kanda Matsuri

    0



    Kanda Matsuri adalah salah satu festival musim semi yang menarik untuk dikunjungi. Festival Kanda, yang sering disebut-sebut sebagai salah satu dari 3 matsuri musim semi terbesar di Tokyo (2 nama lainnya adalah Sanja Matsuri dan Sanno Matsuri).
    Kanda Matsuri merupakan sebuah festival yang berpusat di kuil Kanda Myojin (atau Kanda Shrine), dan diadakan pada akhir pekan (Sabtu-Minggu) yang paling mendekati tanggal 15 Mei. Sejarah festival ini dimulai saat Tokugawa Ieyasu meminta doa agar mendapat kemenangan dalam perang Sekigahara di kuil Kanda Myojin.
    Pada tanggal 15 September, Tokugawa Ieyasu betul-betul memenangkan perang Sekigahara dan memasuki Edo (nama lama untuk Tokyo), serta meraih kekuasaan untuk seluruh Jepang. Tokugawa Ieyasu yang akhirnya memulai era keshogunan betul-betul terkesan dengan Kanda Myojin, dan memberikan donasi serta perhatian besar untuk kuil tersebut.
    Tak hanya itu, sebagai pelengkap diadakanlah sebuah festival untuk merayakan momen kemenangan tersebut, yang disebut Kanda Matsuri. Selain sebagai perayaan kemenangan, festival ini juga bertujuan untuk menunjukkan kejayaan dan kemakmuran di era keshogunan Tokugawa, dan sekaligus untuk menghormati dewa yang dipuja di Kanda Myojin, yaitu Daikoku, Ebisu, dan Taira no Masakado. Jadi tak heran jika festival ini selalu diadakan dalam skala yang sangat besar dan megah.
    Awalnya, festival ini diadakan pada tanggal 15 September, sebelum akhirnya digeser ke tanggal 15 Mei. Pada masanya, festival ini merupakan salah satu festival yang sangat dilindungi oleh shogun (sehingga disebut juga sebagai Tenka Matsuri, dimana “tenka” berarti “shogun”), dan menjadi salah satu dari sedikit festival yang diijinkan masuk ke Kastil Edo pada masa itu.
    Karena skalanya yang dianggap terlalu besar, Kanda Matsuri hanya diadakan setiap 2 tahun sekali, yaitu pada tahun ganjil, bergantian dengan Sanno Matsuri yang diadakan setiap tahun genap dan berpusat di Hie Jinja (kuil Shinto lainnya yang juga mendapat perhatian lebih dari shogun).
    Ada beberapa hal yang perlu diketahui mengenai jadwal pelaksanaan festival ini. Sekalipun Kanda Matsuri disebut-sebut diadakan pada akhir pekan menjelang tanggal 15 Mei, namun sebetulnya ritual keagamaan sudah dimulai sejak hari Kamis, yaitu diawali dengan pertunjukan musik suci untuk menyambut kedatangan dewa.
    Pada hari Jumat, dimulailah ritual pemindahan dewa dari kuil ke dalam mikoshi (kuil portable). Barulah pada Sabtu dan Minggu mikoshi tersebut diarak mengelilingi kota. Setelah itu, biasanya masih ada acara lainnya seperti pertunjukan Noh maupun acara penutupan.
    Jadwal pelaksanaan ini dapat bervariasi setiap tahunnya mengingat acaranya sangat tergantung pada posisi dimana tanggal 15 Mei pada tahun tersebut. Jadi tak ada salahnya memastikan mengenai kepastian pelaksanaan acara (termasuk jadwal dan rute parade) di website Kanda Myojin (dalam bahasa Jepang).
    Arak-arakan mikoshi merupakan puncak acara yang paling ditunggu oleh penduduk lokal dan wisatawan. Pada hari Sabtu, parade mikoshi berangkat mulai pukul 07.00 dari Kanda Myojin dan dibawa berkeliling dengan rute di sekitar daerah Kanda, Nihonbashi, Oote, Marunouchi, dan dilanjutkan dengan mengelilingi daerah Akihabara.
    Tujuannya untuk menyucikan daerah tersebut, serta menyebarkan berkah dan keberuntungan dari dewa. Parade ini berjalan meriah, dan bisa melibatkan lebih dari 100 mikoshi (bisa mencapai 200 mikoshi) dari berbagai ukuran dan desain lho..^^
    Kebanyakan mikoshi diusung oleh pria dewasa, namun ada juga mikoshi yang khusus untuk wanita. Bahkan anak-anak pun tak mau ketinggalan untuk berpartisipasi dengan mengusung mikoshi kecil..^^ Baru pada hari Minggu, mikoshi-mikoshi akan diarak kembali ke dalam area kuil.
    Parade ini juga akan dimeriahkan oleh peserta yang mengenakan bermacam kostum, salah satunya adalah kostum Tengu, yaitu sosok jin penunggu gunung dalam legenda Jepang yang memiliki ciri fisik perpaduan antara burung dan manusia. Biasanya sosok Tengu digambarkan memiliki wajah berwarna merah, hidung panjang/mulut berbentuk paruh, dan memiliki sayap.
    Menariknya, terkadang dalam Kanda Matsuri sosok “Tengu” tidak mengenakan kostum tambahan seperti sayap, namun mengenakan sandal khas Jepang (geta) dengan balok tunggal dan cukup tinggi. Selain kostum Tengu, kostum dari peserta parade lainnya juga menarik untuk dicermati. Misalnya saja ada yang berkostum seperti Daikokuten (salah satu dewa yang dipuja di Kanda Myojin), dan ada juga yang berkostum ala samurai.
    Ada satu point menarik dari Kanda Matsuri ini selain karena skala perayaan festivalnya yang besar. Mengingat kuil Kanda Myojin ini merupakan kuil pelindung untuk daerah Akihabara dan sekitarnya, pada musim perayaan festival, di sekitar area Akihabara juga bermunculan berbagai mikoshi yang bertema unik dan tidak lazim, seperti gadget, tokoh anime, dan berbagai mikoshi bertema moe (segala sesuatu yang bersifat cute) lainnya. Terkadang mikoshi unik tersebut ikut berparade bersama rombongan, namun banyak juga yang hanya menghiasi toko-toko di sekitar rute parade.
    Keramaian festival tak hanya mengenai parade mikoshi. Berbagai parade musik, baik peserta yang berjalan kaki maupun ditarik dalam panggung berjalan, merupakan daya tarik lain dari festival ini. Selain itu, selama masa festival, area sekitar kuil pun akan dipenuhi oleh berbagai stand yang menjual aneka kuliner khas festival maupun stand permainan.
    Berbagai merchandise khas festival pun dapat ditemukan disini, mulai dari kipas, gantungan kunci, hingga kaos. Terkadang festival juga diramaikan oleh berbagai demo tertentu seperti demo pembuatan soba (mie khas Jepang) dalam berbagai teknik yang dibuat untuk dipersembahkan pada dewa, yang membuat suasana semakin meriah.
  • Yokohama

    0
    Yokohama (横浜市 Yokohama-shi) adalah ibu kota Prefektur Kanagawa, Jepang. Kota ini terletak di wilayah Kanto, Pulau Honshu. Yokohama dihuni 3,6 juta penduduk dan merupakan kota terbesar nomor dua di Jepang setelah Tokyo.
    Kota ini merupakan kota pelabuhan yang berkembang pesat setelah Jepang membuka diri dari politik isolasi di akhir abad ke-19. Pelabuhan Yokohama merupakan pelabuhan utama di Jepang bersama-sama dengan pelabuhan lain di kota Kobe, Osaka, Nagoya, Hakata, Tokyo and Chiba.

    Wilayah yang sekarang menjadi kota Yokohama mulai berkembang sejak abad ke-13 di zaman Keshogunan Kamakura. Di sepanjang aliran Sungai Tsurumi dan Sungai Kashio merupakan daerah pertanian, dan daerah pantai Teluk Tokyo berkembang sebagai desa nelayan. Di abad ke-17, sewaktu Keshogunan Edo menjadikan Edo sebagai ibu kota Jepang, Yokohama menjadi kota transit di jalur Tokaidō. Pada waktu itu terdapat rumah-rumah penginapan di tempat perhentian yang disebut Kanagawa-juku, Hodogaya-juku, dan Totsuka-juku. Tempat perhentian yang paling ramai adalah Kanagawa-juku karena dekat dengan Pelabuhan Kanagawa yang sibuk dengan lalu lintas kapal dan barang di Teluk Edo.
    Nama "Yokohama" sebagai sebuah kota, berasal dari nama desa nelayan bernama desa Yokohama (Yokohama-mura) yang terletak di Distrik Kuraki, Provinsi Musashi. Hingga di akhir zaman Edo, desa Yokohama adalah desa kecil di atas sebuah delta sungai yang penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan. Kedatangan Komodor Matthew Perry di Jepang mengubah nasib desa kecil Yokohama. Komodor Matthew Perry tiba di selatan Yokohama bersama armada kapal perang Amerika Serikat dan meminta Jepang membuka beberapa pelabuhan untuk perdagangan. Pada tahun 1854, Komodor Matthew Perry menggunakan Persetujuan Kanagawa untuk memaksa Jepang membuka pelabuhan di Shimoda dan Hakodate kepada Amerika Serikat dan mengakhiri kebijakan tertutup Jepang yang telah berlangsung 200 tahun. Selanjutnya berdasarkan Treaty of Amity and Commerce pada tahun 1858, Pelabuhan Yokohama dibuka untuk kapal-kapal AS. Pada mulanya, kota perhentian Kanagawa-juku (sekarang disebut Kanagawa-ku) ingin dijadikan salah satu pelabuhan untuk kapal asing, namun letak Kanagawa-juku dianggap pemerintah terlalu dekat dengan jalur utama Tōkaidō yang strategis. Sebagai gantinya, berbagai fasilitas pelabuhan dibangun di desa Yokohama yang waktu itu masih berupa desa nelayan yang sepi. Pada 1 Juli 1859, Pelabuhan Yokohama diresmikan sebagai pelabuhan yang terbuka bagi perdagangan dengan negara Barat.
    Pelabuhan Yokohama langsung menjadi basis perdagangan luar negeri di Jepang. Surat kabar berbahasa Inggris pertama di Jepang, Japan Herald terbit pertama kali pada tahun 1861. Distrik Kanai yang diapit Sungai Ōoka dan beberapa anak sungainya, dibangun khusus sebagai pusat perdagangan dan perumahan orang asing.
    Sejak dibuka hingga paruh pertama zaman Showa, Pelabuhan Yokohama merupakan pintu masuk impor barang mentah seperti kapas, besi, mesin, dan pelabuhan ekspor bagi benang, kain sutra, dan kain katun. Pelabuhan Yokohama waktu itu sangat terkenal sebagai pelabuhan ekspor-impor benang. Pelabuhan ini sekaligus merupakan pintu masuk bagi pengaruh kebudayaan Barat di Jepang, termasuk surat kabar harian (1870) dan lampu penerangan jalan berbahan bakar gas (1872).
    Sebagai pelabuhan perdagangan terbesar di Jepang, Yokohama menikmati masa keemasan perdagangan internasional yang akhirnya memberikan kemudahan bagi perkembangan perdagangan dan industri yang sangat cepat. Tak ketinggalan, banyak juga kebudayaan asing ikut masuk. Banyak kebudayaan Barat pertama kali diperkenalkan dan berkembang di Yokohama, antara lain, hotel bergaya Barat, restoran, penjahit, dan pabrik roti. Yokohama juga kota pertama di Jepang yang memiliki pacuan kuda modern, surat kabar harian, toko es krim dan sekolah Katolik untuk anak perempuan.
    Pada tahun 1872, jalan kereta api yang pertama di Jepang dibangun antara Yokohama dengan Shinagawa dan Shimbashi di Tokyo. Pusat pembangkit tenaga listrik berbahan bakar batu bara dibangun pertama kali di Yokohama oleh saudagar Inggris bernama Samuel Cocking pada tahun 1887. Pembangkit tenaga listrik ini mulanya dibangun untuk memenuhi keperluan sendiri, tapi nantinya berkembang sebagai perusahaan listrik kota Yokohama. Yokohama sebagai sebuah kota didirikan secara resmi pada 1 April 1889. Sesudah penghapusan lokasi permukiman orang asing pada tahun 1899, Yokohama berkembang sebagai kota internasional pertama di Jepang. Kawasan yang ditinggali orang asing meluas dari kawasan Kannai hingga ke Yamate, dan kawasan Pecinan Yokohama.
    Di awal abad ke-20, pelabuhan Yokohama berubah menjadi pelabuhan industri bersamaan dengan pengembangan Kawasan Industri Keihin. Pelabuhan Yokohama berubah sebagai pintu masuk impor besi baja, mesin-mesin, dan minyak bumi. Pada 1 September 1923, sebagian kota Yokohama hancur akibat Gempa bumi besar Kanto dan penduduk yang tewas berjumlah 23 ribu orang. Di zaman sekarang, Pelabuhan Yokohama berfungsi sebagai pelabuhan kontainer dan salah satu dari berbagai pelabuhan di Jepang yang melayani arus ekspor impor.
    Yokohama tidak hanya kaya dengan sejarah masa lalu, tapi juga siap menghadapi abad 21. Untuk menghadapi tantangan di masa depan dalam pengembangan Yokohama sebagai kota bisnis, dibangun proyek Minato Mirai 21 (MM21), sebagai kota baru di sepanjang area pelabuhan. MM21 akan menjadi kota informasi, sejalan dengan aktifnya arus budaya informasi dan perkembangan ekonomi. Kota ini berusaha menjadi pusat dari perusahaan-perusahaan besar, serta pusat riset dan teknologi.

  • Tokyo

    0
    Tokyo(東京;Tōkyō) adalah ibu kota Jepang sekaligus daerah terpadat di Jepang, serta daerah metropolitan terbesar di dunia berdasarkan jumlah penduduknya (33.750.000 di perkotaan dan sekitarnya).
    Sekitar 12 juta orang tinggal di Tokyo dan ratusan ribu lainnya berpulang pergi setiap hari dari daerah sekitarnya untuk bekerja dan berbisnis di Tokyo. Tokyo adalah pusat politik, ekonomi, budaya dan akademis di Jepang serta tempat tinggal kaisar Jepang dan kursi pemerintahan negara, dan sekaligus merupakan pusat bisnis dan finansial utama untuk seluruh Asia Timur.
    Tokyo mempunyai jauh lebih sedikit gedung pencakar langit dibandingkan dengan kota lain yang seukurannya karena peraturan konstruksi gempa buminya. Bangunan di Tokyo kebanyakan terdiri dari apartemen tingkat rendah (6 hingga 10 lantai) dan rumah keluarga yang sempit. Tokyo juga merupakan lokasi sistem transportasi massal paling kompleks di dunia, dan terkenal akan jam-jam sibuknya yang padat.
    Tokyo secara harafiah berarti "ibu kota timur" dalam bahasa Jepang, arti yang berlawanan dengan ibu kota lama di barat, Kyoto, yang dinamakan "saikyo", berarti "ibu kota barat" untuk jangka waktu yang pendek pada abad ke-19. Hingga tahun 1870-an, Tokyo bernama "Edo". Ketika pusat kekaisaran berpindah dari Kyoto ke Edo, namanya pun diganti.

    Tokyo asalnya merupakan desa perikanan kecil yang bernama Edo. Pada tahun 1457, Ota Dōkan membangun Istana Edo. Pada tahun 1590, Tokugawa Ieyasu berbasis di Edo, dan setelah menjadi shogun pada tahun 1603, kota ini menjadi pusat administrasi tentaranya untuk seluruh negara. Padazaman Edo, Edo menjadi salah satu kota terbesar di dunia dengan jumlah penduduk mencapai sejuta orang menjelang abad ke-18.
    Edo menjadi ibukota de facto di Jepang meskipun kaisar tinggal di Kyoto, ibu kota kerajaan. Setelah sekitar 263 tahun, pemerintah shogun digulingkan di bawah bendera pemulihan pemerintahan kaisar. Pada tahun 1869, ketika Kaisar Meiji pindah ke Edo di usia 17 tahun, Tokyo sudah menjadi pusat politik dan kebudayaan negara, kemudian dijadikan ibu kota kerajaan de facto oleh istana sementara bekas Istana Edo menjadi Istana Kerajaan. Kota Tokyo didirikan lalu tetap menjadi ibu kota negara sehingga status kotanya dicabut pada tahun 1943 untuk digabungkan dengan "Wilayah Metropolitan" Tokyo.
    Sayangnya, Tokyo mengalami dua bencana hebat pada abad ke-20, tetapi untungnya kota ini dapat pulih dari keduanya. Salah satunya adalah gempa bumi Kantō 1923 yang menyebabkan 140.000 penduduk tewas atau hilang, dan yang kedua adalah Perang Dunia II, ketika Tokyo dibom bertubi-tubi pada tahun 1944 dan 1945, menyebabkan 75.000 hingga 200.000 orang tewas dan separuh kota hancur.
    Setelah perang, Tokyo dibangun kembali, dan berkilauan di mata dunia ketika Olimpiade Musim Panas 1964 diadakan di kota ini. Zaman 1970-an menyaksikan pembangunan pencakar langit seperti Sunshine 60, konstruksi bandara baru yang kontroversial di Narita (yang agak jauh dari perbatasan kota) pada tahun 1978, dan peningkatan jumlah penduduk hingga sekitar 11 juta (dalam lingkungan wilayah metropolitan).
    Jaringan kereta bawah tanah dan komputer Tokyo menjadi salah satu yang tersibuk di dunia karena semakin banyak orang yang pindah ke wilayah Tokyo. Pada 1980-an, harga properti melangit dalam penggelembungan harga aset Jepang. Setelah gelembung itu meledak pada 1990-an, banyak perusahaan, bank, dan banyak orang yang terikat utang hipotik, sehingga terjadilah resesi besar yang membuat era 1990-an sebagai "dekade hilang" di Jepang, tetapi kemudian berangsur-angsur membaik.
    Proyek reklamasi tanah di Tokyo juga berlanjut selama berabad-abad lamanya, terutama di wilayah Odaiba yang dijadikan daerah belanja dan hiburan utama.

    Sebagai pusat Wilayah Tokyo Raya, Tokyo adalah pusat transportasi kereta api, darat dan udara domestik dan internasional di Jepang. Transportasi umum di dalam Tokyo didominasi oleh jaringan kereta dan kereta bawah tanah yang "bersih dan efisien", sementara bus, monorel, dan trem memainkan peran sekunder.
    Di Ota, salah satu dari 23 distrik khusus di Tokyo, Bandar Udara Internasional Tokyo ("Haneda") mewadahi penerbangan domestik dan internasional. Di luar Tokyo, Bandar Udara Internasional Narita, di Provinsi Chiba merupakan gerbang utama untuk perjalanan internasional ke Jepang. Perusahaan-perusahaan penerbangan Japan Airlines, All Nippon Airways, Air Japan dan Delta Air Lines semuanya menjadikan Narita sebagai hub penerbangan.
    Beberapa pulau dalam administrasi Tokyo juga memiliki bandara sendiri. Hachijōjima (Bandara Hachijojima), Miyakejima (Bandara Miyakejima), dan Izu Ōshima (Bandara Oshima) menyediakan layanan ke Bandara Internasional Tokyo dan bandara-bandara-bandara lain.
    Kereta api adalah metode transportasi utama di Tokyo yang memiliki jaringan rel bawah tanah yang paling luas di dunia. JR East memegang jaringan rel terbesar di Tokyo. Jaringan bawah tanah berada di bawah pengawasan dua organisasi terpisah, yaitu Tokyo Metro milik swasta dan Biro Transportasi Metropolitan Tokyo milik pemerintah. Pemerintah metropolitan dan pengusaha swasta bersama-sama mengoperasikan rute bus. Layanan lokal, regional dan antarnegara juga tersedia, dengan terminal-terminal utama di stasiun-stasiun kereta api besar seperti Tokyo, Shinagawa, dan Shinjuku.
    Expressway menghubungkan ibukota dengan tempat-tempat lain di Wilayah Tokyo Raya, Kantō, Kyushu, dan Shikoku.
    Salah satu metode transportasi lain di Tokyo adalah taksi, dan juga ferry yang menghubungkan kepulauan-kepulauan dalam administrasi Tokyo.

    Tokyo memiliki banyak museum. Di Taman Ueno ada empat museum nasional: Museum Nasional Tokyo, museum terbesar di negara yang khusus untuk seni tradisional orang Jepang; Museum Nasional Seni Barat; dan Museum Nasional Tokyo Seni Modern, dengan koleksi-koleksi seni modern Jepang serta lebih 40.000 film-film Jepang dan asing. Di Taman Ueno juga terdapat Museum Sains Nasional dan Kebun Binatang Ueno. Museum-museum lain meliputi Museum Seni Nezu di Aoyama; Museum Edo-Tokyo di Sumida yang melintasi Sungai Sumida dari pusat Tokyo; dan Perpustakaan Parlemen Jepang, Arsip Nasional, dan Museum Nasional Seni Modern, yang bertempat di dekat Istana Kekaisaran Tokyo.
    Di Tokyo juga ada banyak teater pementasan, termasuk teater milik negara dan swasta untuk drama Jepang, baik tradisional (seperti noh dan kabuki) maupun modern. Orkestra simfoni dan bermacam-macam organisasi musik mendendangkan musik modern dan tradisional di sini. Tokyo juga menjadi tuan rumah acara musik pop dan rock Jepang dan internasional di berbagai tempat, dari klub malam hingga arena terkemuka internasional seperti Nippon Budokan.
    Di seluruh Tokyo juga diadakan beraneka festival. Contohnya adalah perayaan Sannō di Kuil Hie, Sanja dan Kuil Asakusa, dan festival dwitahunan Kanda Matsuri. Perayaan Kanda meliputi arak-arakan mikoshi dan ribuan orang yang menyambutnya. Pada hari Sabtu terakhir setiap bulan Juli, pertunjukankembang api besar-besaran di atas Sungai Sumida menarik lebih sejuta penonton. Bila bunga sakura berkembang pada musim semi, penduduk Tokyo berkumpul di Taman Ueno, Taman Inokashira, dan Kebun Negara Shinjuku Gyoen untuk berpiknik di bawah pohon bunga itu.
    Harajuku, sebuah kawasan di Shibuya, terkenal di mata dunia karena fashionnya.
    Masakan di Tokyo dipuji di seluruh dunia. Pada November 2007, Michelin mengeluarkan panduan untuk rumah makan terbaik di Tokyo, yang meraih sejumlah 191 bintang, yaitu dua kali yang diraih oleh pesaing terdekatnya, Paris. Delapan tempat makan dikaruniai penghargaan hingga tiga bintang (Paris ada 10), sedangkan 25 lagi menerima dua bintang, dan 117 lagi mendapat satu bintang. Di kalangan delapan tempat makan besar itu, tiga buah menghidangkan masakan Jepang tradisional, dua lagi adalah toko sushi dan tiga yang selebihnya adalah restoran masakan Perancis.









    source : wikipedia.com





  • Sapporo

    0

    Sapporo (札幌市 Sapporo-shi) adalah ibu kota Prefektur Hokkaido, Jepang. Kota ini berada di Subprefektur Ishikari, Hokkaido, dan merupakan kota berpenduduk terbanyak nomor empat di Jepang, setelah Yokohama, Osaka, dan Nagoya.
    Sapporo dikenal di luar Jepang setelah menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 1972 yang merupakan Olimpiade Musim Dingin pertama di Asia.Festival Salju Sapporo setiap tahunnya dikunjungi oleh lebih dari dua juta wisatawan dari seluruh dunia. Kota ini terkenal dengan ramen Sapporo rasa miso dan merek bir Sapporo. Distrik hiburan Susukino termasuk salah satu yang paling terkenal di Jepang. Kota ini dilayani oleh Bandara Shinchitose.

    Pasca-Restorasi Meiji

    Dataran Ishikari yang sekarang menjadi Kota Sapporo awalnya merupakan permukiman penduduk asli Ainu. Pada akhir zaman Edo (tahun 1866), sebuah kanal dibangun melewati daerah ini, dan sejumlah penduduk mendirikan Desa Sapporo. Nama "Sapporo" berasal dari bahasa Ainu, sat poro pet (サッ・ポロ・ペッ) yang berarti "sungai besar, kering".
    Tahun 1868 secara resmi ditetapkan sebagai tahun berdirinya Kota Sapporo. Pemerintah Meiji memutuskan bahwa kota pelabuhan Hakodate yang dijadikan pusat administrasi Hokkaido berada di tempat yang tidak strategis untuk pertahanan dan pengembangan Hokkaido. Oleh karena itu, pemerintah memutuskan untuk mendirikan ibu kota baru. Dataran Ishikari sesuai untuk lokasi ibu kota baru karena berupa tanah datar luas dan kering yang jarang dijumpai di Hokkaido yang bergunung-gunung.
    Pada tahun 1870-1871, Kuroda Kiyotaka, wakil ketua Komisi Pembangunan Hokkaido (Kaitaku-shi) mendekati Pemerintah Amerika Serikat untuk meminta bantuan dalam pengembangan Hokkaido. Horace Capron, menteri pertanian dari kabinet Presiden Ulysses S. Grant diutus Pemerintah Amerika Serikat sebagai oyatoi gaikokujin, dan ditunjuk sebagai penasihat istimewa Komisi Pembangunan Hokkaido. Pembangunan Kota Sapporo dimulai dari kawasan sekitar Taman Odori yang hingga kini bertahan sebagai jalur hijau yang membagi kawasan pusat kota Sapporo. Kota ini dibangun mengikuti grid plan gaya Amerika Serikat, dengan jalan-jalan saling bersilangan membentuk blok-blok kota. Komisi Pembangunan Hokkaido dibubarkan pada tahun 1882 setelah Kota Sapporo makin maju.
    Penasihat asing Edwin Dun tiba di Sapporo untuk mendirikan peternakan sapi dan domba pada tahun 1876. Ia juga mendemonstrasikan cara pemeliharaan babi, pembuatan mentega, keju, ham, dan sosis. Ia menikah dengan wanita Jepang. Dun pulang ke Amerika Serikat pada tahun 1883, tetapi kembali lagi ke Jepang sebagai sekretaris pemerintah.
    William S. Clark bertugas selama delapan bulan dari tahun 1876 hingga 1877 di Hokkaido untuk mendirikan Sekolah Tinggi Pertanian Sapporo (sekarang Universitas Hokkaido). Sebelumnya Clark adalah rektor Massachusetts Agricultural College (sekarang University of Massachusetts Amherst). Ia memberi kuliah sains dan Alkitab sebagai dasar etika, sekaligus memperkenalkan prinsip-prinsip Kristen kepada mahasiswa angkatan pertama.
    Pada tahun 1880, seluruh wilayah Sapporo dijadikan sebuah distrik kota bernama "Sapporo-ku" (Distrik Kota Sapporo), dan jalur kereta api dibangun antara Sapporo dan Temiya, Otaru. Pada tahun yang sama, Hotel Hōheikan didirikan di seberang Taman Odori untuk penginapan dan resepsi pejabat serta tamu penting. Pada tahun 1958, hotel ini dipindahkan ke lokasinya sekarang di Taman Nakajima. Pada tahun 1882 setelah dihapusnya Komisi Pembangunan Hokkaido, Pulau Hokkaido dibagi menjadi tiga prefektur: Hakodate, Sapporo, dan Nemuro. Distrik perkotaan di Sapporo tetap bernama Sapporo-ku, sementara wilayah lainnya diganti menjadi Sapporo-gun. Gedung kantor Sapporo-ku juga berada di distrik perkotaaan.
    Prefektur Sapporo, Prefektur Hakodate, dan Prefektur Nemuro dihapus pada tahun 1886. Gedung Kantor Pemerintah Hokkaido dibangun pada tahun 1888 dengan asitektur gaya neobarok Amerika. Regu terakhir Tonden-hei, prajurit perintis di Hokkaido, menetap di lokasi yang sekarang disebut Tonden di Kita-ku, Sapporo.
    Distrik Sapporo-gun yang berada di sekeliling Sapporo-ku berada di bawah administrasi Sapporo-ku hingga diberlakukannya sistem distrik baru pada tahun 1899. Menurut sistem baru tahun 1899, distrik (ku) memiliki otonomi yang lebih besar dari kota madya, namun lebih kecil dari kota. Di Hokkaido pada waktu itu juga ada Hakodate-ku dan Otaru-ku.

    Sejarah modern (abad ke-20)

    Sekolah Tinggi Pertanian Sapporo dimasukkan ke dalam sistem Universitas Imperial Tohoku setelah universitas ini didirikan pada tahun 1907 di Sendai,Prefektur Miyagi. Sebagian dari desa-desa bertetangga, termasuk Desa Sapporo, Desa Naebo, dan Desa Kami Shiroishi, serta distrik tempat bermukimnya Tonden-hei dimasukkan ke dalam Sapporo-ku pada tahun 1910.
    Trem Sapporo diresmikan pada tahun 1918, dan Universitas Imperial Hokkaido didirikan di Sapporo-ku sebagai Universitas Imperial kelima di Jepang. Jalur Kereta Api Jōzankei dioperasikan di Sapporo hingga dihapus pada tahun 1969.
    Pada tahun 1922, pemerintah pusat mengumumkan sistem kota baru. Sapporo-ku secara resmi dialihkan ke Kota Sapporo. Sistem Bus Munisipal Sapporo diresmikan pada tahun 1930. Sapporo pada tahun 1937 terpilih sebagai tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 1940, namun dibatalkan pada tahun berikutnya setelah pecah Perang Sino-Jepang II. Kota madya Maruyama diserap sebagai bagian dari Chūō-ku pada tahun 1940, dan Bandar Udara Okadama dibangun pada tahun 1942.
    Pada hari-hari terakhir Perang Dunia II, tanggal 14 Juli dan 15 Juli 1945, sebanyak 30 pesawat pengebom B-29 Superfortress menjatuhkan 889 ton E-46 500 lbs bom tandan pembakar dam 500 lbs T4E4 bom tandan fragmentasi di atas kota Sapporo pada jam makan siang. Serangan udara Sekutu di Hokkaido mengakibatkan badai api yang menewaskan 190 warga sipil, 6.788 orang luka, 78.000 orang kehilangan tempat tinggal, dan banyak bangunan gedung terbakar hingga 17,5 persen kota hancur. Kota ini dibangun kembali setelah perang selesai.
    Festival Salju Sapporo pertama kali diadakan pada tahun 1950. Pada tahun yang sama, Desa Shiroishi yang bertetangga diserap ke dalam Kota Sapporo, dijadikan bagian dari Shiroishi-ku dan Atsubetsu-ku. Pada tahun 1955, Kota Kotoni, seluruh Desa Sapporo, dan Desa Shinoro dilebur ke dalam Kota Sapporo, sebagai bagian dari Chūō-ku, Kita-ku, Higashi-ku, Nishi-ku, dan Teine-ku sekarang ini. Perluasan Kota Sapporo berlanjut dengan bergabungnya Kota Toyohira pada tahun 1961, dan Kota Teine pada tahun 1967, masing-masing disebut Toyohira-ku, Kiyota-ku, and Teine-ku.
    Upacara memperingati 100 tahun berdirinya Sapporo dan Hokkaido diadakan pada tahun 1968. Sapporo menjadi kota keempat di Jepang yang memiliki kereta bawah tanah setelah diresmikannya Kereta Bawah Tanah Munisipal Sapporo pada tahun 1971. Olimpiade Musim Dingin pertama di Asia dilangsungkan di Sapporo dari 3 Februari hingga 13 Februari 1972. Pada 1 April tahun yang sama, Sapporo ditetapkan sebagai kota terpilih, dan dibentuk 7 distrik kota. Penampilan terakhir di depan publik oleh penyanyi opera Maria Callas dilakukan di Hokkaido Koseinenkin Kaikan, Sapporo, 11 November 1974. Kereta Bawah Tanah Sapporo diperluas dengan diresmikannya Jalur Tōzai pada tahun 1976, dan dibukanya Jalur Tōho pada tahun 1988. Pada tahun 1989, Atsubetsu-ku dan Teine-ku dipisahkan dari Shiroishi-ku dan Nishi-ku. Festival Musik Pasifik dimulai tahun 1990, dan Yosakoi Sōran Festival dimulai pada tahun 1992 sebagai acara tahunan di Sapporo. Klub sepak bola profesional Consadole Sapporo didirikan pada tahun 1996. Pada tahun 1997, Kiyota-ku dipisahkan dari Toyohira-ku. Pada tahun yang sama,Hokkaidō Takushoku Bank yang berbasis di Hokkaido dan berkantor pusat di Odori bangkrut.

    Abad ke-21

    Pembangunan Sapporo Dome selesai pada tahun 2001, dan dijadikan tempat tiga kali pertandingan babak pertama Piala Dunia FIFA 2002: Jerman vs Arab Saudi, Argentina vs Inggris, dan Italia vs Ekuador.Hokkaido Nippon-Ham Fighters adalah tim Nippon Professional Baseball yang berbasis di Sapporo. Pada tahun 2004, Nippon-Ham Fighters memenangi Japan Series 2006.










    Source : wikipedia.com
  • Ueno

    0

    Taman Ueno (上野公園 Ueno kōen) adalah taman umum yang berada di kawasan Ueno, distrik Taito-ku, Tokyo, Jepang. Nama resminya adalah Taman Ueno Pemberian Kaisar (上野恩賜公園 Ueno onshi kōen). Taman seluas sekitar 530 ribu meter persegi ini dikelola Dinas Pekerjaan Umum Tokyo.
    Di sebelah selatan taman terdapat kolam luas bernama Kolam Shinobazu. Di musim panas, sebagian permukaan kolam dipenuhi dengan indahnya daun-daun hijau dan merah muda bunga tanaman seroja. Di musim dingin, burung-burung migran menggunakan Kolam Shinobazu sebagai tempat tinggal sementara hingga datangnya musim semi. Di musim semi, Taman Ueno populer sebagai tempat melihat bunga sakura. Ketika bunga sakura sedang mekar-mekarnya, taman ini ramai dengan orang yang datang berkelompok-kelompok untuk melakukan hanami.

    Taman Ueno bermula dari sebuah kuil bernama Kan'ei-ji yang dibangun pada zaman Edo oleh shogun ke-3 Tokugawa Iemitsu. Kuil tersebut dibangun untuk menyegel kekuatan jahat dari timur laut yang dipercaya sebagai mata angin sial. Semasa Perang Boshin, bangunan Kan'ei-ji habis terbakar setelah dipakai sebagai benteng pertahanan kelompok prajurit pendukung keshogunan yang disebut Shōgitai.
    Pada tahun 1870, dokter Belanda bernama Anthonius Bauduin datang untuk memeriksa lokasi bekas Kan'ei-ji. Menurut rencana, di lokasi ini akan didirikan sekolah kedokteran dan rumah sakit. Ia juga menyarankan kepada pemerintah untuk mempertahankan kawasan Ueno sebagai sebuah taman.
    Pada tahun 1837, lokasi untuk Taman Ueno ditetapkan berdasarkan perintah Dajōkan (menteri dalam negeri). Taman Ueno selesai dibangun dan dibuka untuk umum pada tahun 1876. Pembangunan Kebun Binatang Ueno dan Museum Nasional Tokyo dimulai tahun 1882. Pada tahun 1890, tanah kawasan taman menjadi hak milik dan berada di bawah yurisdiksi Bagian Rumah Tangga Kekaisaran.
    Pada tahun 1924, Bagian Rumah Tangga Kekaisaran menghibahkan taman kepada pemerintah kota Tokyo, sehingga taman secara resmi diberi nama Taman Ueno Pemberian Kaisar (Ueno Onshi Kōen). Di Jalur Utama Keisei dibangun stasiun kereta api baru antara Stasiun Nippori dan Stasiun Keisei Ueno. Stasiun selesai tahun 1933 dan diberi nama Stasiun Hakubutsukan-Doubutsuen. Pada tahun 1997, Stasiun Hakubutsukan-Doubutsuen berhenti beroperasi sebelum dihapus pada tahun 2004.
    Pada tahun 1973, patung Anthonius Bauduin didirikan untuk memperingati 100 tahun berdirinya Taman Ueno. Namun wajah patung keliru dibuat dari potret wajah adik Anthonius Bauduin. Patung dengan wajah yang benar selesai dibangun kembali pada tahun 2006.

    Di kawasan Ueno juga terdapat kebun binatang. Kebun Binatang Ueno (東京都恩賜上野動物園 Tōkyō-to Onshi Ueno Dōbutsuen) adalah kebun binatang yang berada di dalam Taman Ueno, distrik Taitō, Tokyo,Jepang. Pertama kali dibuka untuk umum pada 20 Maret 1882, Kebun Binatang Ueno adalah kebun binatang tertua di Jepang. Kebun binatang ini memiliki sekitar 500 spesies hewan, dengan koleksi utama berupa hewan langka seperti harimau Sumatra dan gorila Dataran Barat.
    Pemilik kebun binatang ini adalah Pemerintah Metropolitan Tokyo. Setelah sebelumnya dikelola Dinas Pekerjaan Umum Metropolitan Tokyo, pengelolaan kebun binatang ini dialihkan kepada Yayasan Asosiasi Kebun Binatang Tokyo sejak 1 April 2006. Selain Kebun Binatang Ueno, kebun binatang lain yang dikelola Yayasan Asosiasi Kebun Binatang Tokyo adalah Taman Zoologi Tama, Tokyo Sea Life Park, dan Kebun Binatang Inokashira

    Monorel di Kebun Binatang Ueno
    Dari Stasiun Ueno, Gerbang Depan Kebun Binatang Ueno ini dapat dicapai dengan berjalan kaki selama 5 menit. Bagian dalam kebun binatang dibagi menjadi dua kawasan: Kebun Binatang Barat dan Kebun Binatang Timur. Selain dapat berjalan kaki, pengunjung dapat naik monorel yang menghubungkan Kebun Binatang Barat dan Kebun Binatang Timur. Monorel di Kebun Binatang Ueno adalah monorel yang pertama di Jepang. Gerbang Depan berada di kawasan Kebun Binatang Timur, sementara kebun binatang anak dan Kolam Shinobazu berada di kawasan Kebun Binatang Barat. Di Kebun Binatang Timur terdapat pagoda berlantai lima yang pertama kali dibangun pada tahun 1631. Bangunan pagoda yang sekarang merupakan hadiah pemberian Kan'ei-ji untuk Pemerintah Metropolitan Tokyo pada tahun 1958.
    Kebun Binatang Ueno adalah kebun binatang yang paling banyak dikunjungi orang di Jepang. Total pengunjung dalam sebulan kadang-kadang melebihi total pengunjung Kebun Binatang Asahiyama di Asahikawa, Hokkaido. Pada tahun 2006, Kebun Binatang Ueno dikunjungi sekitar 3,5 juta pengunjung, sementara Kebun Binatang Asahiyama sekitar 3 juta 40 ribu pengunjung. Pada tahun 2008, total pengunjung mengalami penurunan menjadi sekitar 2,9 juta pengunjung setelah matinya Ling Ling, satu-satunya panda milik Kebun Binatang Ueno. Pada tahun yang sama, Kebun Binatang Asahiyama juga mengalami penurunan jumlah pengunjung menjadi sekitar 2.770.000 orang.







    Source : wikipedia.com




  • Kyoto

    0

    Kyoto(京都市 Kyōto-shi) adalah kota yang terletak di Pulau Honshu, Jepang. Kota ini merupakan bagian dari
    daerah metropolitan Osaka-Kobe-Kyoto. Kyoto memiliki banyak situs bersejarah dan merupakan ibu kota Prefektur Kyoto.
    Ibu kota istana (tojō) bernama Heian-kyō ditetapkan sebagai ibu kota pada tahun 794. Sebagai ibu kota (miyako), Heian-kyō menjadi pusat pemerintahan dan budaya Jepang. Pada masa itu, ibu kota disebut kyō no miyako yang selanjutnya berubah menjadi Kyoto. Di zaman dulu, Kyoto juga disebut Kyōraku, Rakuchū, atau Rakuyō. Penamaan seperti ini mengikuti kebiasaan di Tiongkok yang memiliki ibu kota di Rakuyō (Luoyang).

    Sejarah Kyoto dimulai sejak Kaisar Kammu (kaisar Jepang ke-50) memindahkan ibu kota dari Nagaoka-kyō ke Heian-kyō, akibat Fujiwara Tanetsugu yang menjadi penanggung jawab pembangunan Nagaoka-kyō tewas dibunuh. Ada penjelasan yang mengatakan ibu kota harus dipindahkan ke Kyoto untuk mengatasi pengaruh agama Buddha di Nara yang kekuatannya terpusat di sejumlah kuil-kuil yang disebut Nanto-jiin(南都寺院). Penjelasan lain mengatakan ibu kota perlu dipindahkan dari ibu kota kekaisaran milik garis keturunan Kaisar Temmu ke ibu kota baru untuk kaisar dari garis keturunan Kaisar Tenji.
    Heian-kyō dibangun dengan mematuhi prinsip feng shui. Kyoto dikelilingi gunung-gunung di empat penjuru angin. Di sebelah timur terdapat Sungai Kamo, di sebelah barat terdapat Sungai Katsura yang alirannya meliuk-liuk ke sebelah selatan. Istana didirikan di tengah kota dan wilayah kota dibagi ke dalam blok-blok berbentuk persegi empat meniru model ibu kota istana di Tiongkok. Di tengah-tengah kota terdapat jalan raya utara-selatan bernama Suzaku-Ōji yang sekarang menjadi Jalan Senbon-dōri. Gunung Funaoka menjulang di sebelah utara.
    Ekonomi Heian-kyō berkembang dengan pesat karena sistem politik Ritsuryō-sei yang sudah tidak dipraktekkan lagi. Pusat kota berada di sekitar sungai Kamo dan Daidairi-Gosho.
    Pada zaman Kamakura, peran Kyoto sebagai kota pemerintahan mulai pudar karena pusat kekuasaan politik pindah ke Kamakura, namun peran Kyoto sebagai pusat perekonomian semakin kuat.
    Perang Jōkyu yang dimenangkan Keshogunan Kamakura membuka kesempatan bagi pemerintah Keshogunan Kamakura untuk membangun kantor pemelihara keamanan yang disebut Rokuhara Tandai di Kyoto. Kantor tersebut antara lain digunakan untuk memata-matai kegiatan kaum bangsawan istana. Pada akhir zaman Kamakura, Rokuhara Tandai dihancurkan oleh Ashikaga Takauji. Setelah kejatuhan pemerintah Keshogunan Kamakura, Kaisar Go-Daigo memulihkan kekuasaan ke tangan kaisar (Restorasi Kemmu). Sistem pemerintahan yang baru ternyata mengundang ketidakpuasan di kalangan samurai. Akibatnya, Ashikaga Takauji berontak melawan kaisar dan mendirikan pemerintahan Istana Utara. Peristiwa ini menandai dimulainya zaman Namboku-chō.
    Pada zaman Muromachi, Keshogunan Muromachi kembali menetapkan Kyoto sebagai ibu kota pemerintahan. Pada saat yang bersamaan, Kyoto mencatat pertumbuhan ekonomi yang pesat. Pada zaman ini lahir tradisi pemerintahan kota oleh warga kota yang dipimpin pengusaha sukses yang berpengaruh.
    Shogun Ashikaga Yoshimitsu mendirikan rumah kediaman mewah yang bernama Hana-no-Gosho di wilayah Kitakoji, Muromachi (sekarang di distrik Kamigyō). Hana-no-Gosho yang menjadi tempat tinggal keluarga Ashikaga Yoshimitsu habis terbakar pada masa Perang Ōnin (1467-1477). Shogun Ashikaga Yoshimitsu tinggal di Kitakoji Muromachi, sehingga dikenal sebagai Muromachi-dono (Tuanku Muromachi).
    Di masa Perang Ōnin yang mengawali zaman Sengoku, sebagian besar kota Kyoto sudah habis terbakar.Keadaan kota Kyoto menjadi lebih terpuruk setelah berulang kali dilanda peperangan. Sepanjang zaman Sengoku, Kyoto dijadikan kota benteng. Wilayah Kamigyō dan Shimogyō dipisahkan parit pertahanan yang disebut O-kamai (御構). Parit yang mengelilingi masing-masing wilayah digali untuk memisahkan wilayah Kamigyō yang dikuasai Pasukan Timur (Higashi-gun) dan wilayah Shimogyō yang dikuasai Pasukan Barat (Nishi-jin). Selain itu, Kamigyō dan Shimogyō juga dipisahkan oleh ladang-ladang. Jalan yang menghubungkan Kamigyō dan Shimogyō disebut Jalan Muromachi-dōri.
    Kyoto bangkit di bawah perlindungan Oda Nobunaga, Toyotomi Hideyoshi dan warga kota yang berpengaruh. Ibu kota kembali dibangun dalam skala besar di bawah pimpinan Toyotomi Hideyoshi. Hideyoshi membangun rumah kediaman resmi yang disebut Jurakudai dan kompleks kediaman samurai. Selain itu, Hideyoshi mengumpulkan kuil-kuil agama Buddha yang tersebar di banyak tempat di dalam satu kawasan khusus, memperbaiki istana kaisar, dan kawasan kediaman para bangsawan. Tata kota yang terencana rapi masih bisa dilihat hingga sekarang di Kyoto.
    Peran Kyoto sebagai "ibu kota" tidak berubah walaupun di abad ke-17, ibu kota pemerintahan dipindahkan ke Edo. Kyoto semakin makmur sebagai kota perdagangan, menempati urutan ketiga setelah Edo dan Osaka, dan jumlah penduduk bertambah mencapai setengah juta orang.
    Prefektur Kyoto didirikan setelah Restorasi Meiji. Selanjutnya Kyoto dibagi menjadi dua distrik, distrik Kamigyō dan distrik Shimogyō. Pada tahun 1889, kota Kyoto didirikan sebagai penggabungan distrik Kamigyō dan distrik Shimogyō, sedangkan pemerintah kota berada di bawah yurisdiksi Prefektur Kyoto. Sekarang, Kyoto menjadi semakin luas dengan penggabungan beberapa kota dan desa di sekitarnya. Kota lama Kyoto yang terkenal sejak sebelum zaman Edo bisa dikatakan hanya menempati sebagian saja daerah dalam kota Kyoto.








    Source : wikipedia.com



  • Akihabara

    0

    Akihabara (秋葉原) atau Pusat Elektronik Akihabara (秋葉原電気街 Akihabara Denki Gai) adalah kawasan perbelanjaan yang terletak di sekitar stasiun Akihabara, Tokyo, Jepang. Dengan kereta api, dari Stasiun Tokyo ke Akihabara memakan waktu kurang dari lima menit.
    Pusat Elektronik Akihabara tepatnya berlokasi di kawasan Akihabara, distrik kota Taitō dan kawasan Soto-kanda di distrik kota Chiyoda. Akihabara sering disingkat sebagai Akiba (アキバ)
    Akihabara merupakan pusat perbelanjaan untuk barang elektronik, suku cadang elektronik, anime, manga, dan doujinshi. Kawasan ini merupakan surga otaku di bidang anime, manga, dan permainan video. Di tempat ini juga terdapat banyak maid cafe dan juga teather idol grup terkenal AKB48.


    • 1869: Kawasan ini menderita kerugian besar akibat kebakaran hebat. Tanah seluas kira-kira 30.000 meter persegi dibebaskan dari perumahan penduduk agar api tidak menjalar ke pusat kota Tokyo bila terjadi lagi kebakaran besar.
    • 1870: Di atas tanah kosong tersebut, Kaisar Meiji memerintahkan pembangunan kuil yang dipercaya bisa memadamkan api (鎮火社, chinkasha). Pada zaman Edo, penduduk setempat salah mengerti, dan mengira di kuil tersebut dipuja dewa Akiha Daigon-gen yang menurut orang Jepang Tengah dan Timur dipercaya dapat memadamkan api. Selanjutnya, orang menyebut kuil dan lokasi di sekitarnya sebagai Akiba-sama atau Akiba-san (Tuan Akiba). Tanah kosong (bahasa Jepang: hara) di sekeliling kuil lalu dibebaskan dari bangunan agar api tidak menjalar bila terjadi kebakaran. Nama lokasi ini kemudian berubah menjadi Akihabara (tanah kosong di sekeliling Akiba-sama), dan kuil Chinkasha ikut dikenal orang sebagai kuil Akiba.
    • 1888: Kuil Chinkasha dipindahkan ke Matsugaya, dekat Asakusa, dan namanya secara resmi diganti menjadi Akiba-jinja (Kuil Akiba).
    • 1890: Jalur kereta api yang sekarang disebut Jalur Utama Tōhoku diperluas dari Ueno ke Akihabara. Sebelumnya belum ada stasiun kereta api di Akihabara. Di selatan Akihabara adalah dok kargo, tempat dikapalkannya barang-barang dari luar negeri.
    • Dari zaman Meiji hingga zaman Showa, transportasi ke Akihabara makin mudah setelah jaringan kereta rel listrik semakin meluas. Di kawasan Akihabara dan sekelilingnya juga makin ramai dengan toko-toko. Kawasan ini kemudian ditetapkan sebagai pasar buah dan sayuran (seika ichiba).
    • 1925: Jalur Akihabara-Stasiun Tokyo dibuka setelah Jalur Tohoku diperluas hingga ke Tokyo.
    • 1930: Stasiun Kereta Bawah Tanah Manseibashi dibuka, namun berhenti beroperasi pada bulan November 1931.
    • 1935: Di Akihabara dibuka secara resmi pasar buah dan sayur Kanda Seika Ichiba.
    • 1936: Lokasi bekas Stasiun Manseibashi ditutup. Penggemar kereta api mencapai puncaknya di Jepang. Di lokasi ini nantinya didirikan Museum Transportasi (sudah tutup, sekarang tidak ada lagi). Kawasan ini berubah menjadi lokasi pusat belanja elektronik nomor satu.
    • Seusai Perang Dunia II (1945-1955), di Kanda muncul pasar gelap di sekitar sekolah manufaktur listrik I (sekarang Universitas Tokyo Denki). Di pasar gelap yang menempati pinggiran rel kereta api Jalur Utama Sōbu bermunculan toko-toko yang menjual tabung vakum dan suku cadang radio dan elektronik kepada pelajar. Toko-toko elektronik seperti ini di Jepang disebut toko musen atau toko radio karena mereka awalnya hanya menjual radio.
    • 1960-an: Jepang mencapai kemajuan tinggi dalam bidang elektronika. Pesaing Akihabara dibangun di Nipponbashi, Osaka. Nipponbashi tidak jauh berbeda dari Akihabara, sama-sama menjual barang-barang elektronik konsumen seperti televisi, lemari es, dan mesin cuci.
    • 1980-an: Meluasnya komputer pribadi di rumah-rumah yang dikenal di Jepang sebagai ("famikon") membuat toko-toko di Akihabara mulai menjual permainan video, dan toko-toko berantai yang berafiliasi dengan produsen permainan video mulai bermunculan.
    • 1989: Pasar Buah dan Sayur Kanda dipindah ke Ōta-ku, di selatan Tokyo.
    • 1990-an: Pengecer elektronik besar seperti Yamada Denki dan Kojima melakukan ekspansi ke pinggiran kota, mendekati rumah-rumah tinggal konsumen. Sebagai akibatnya, penjualan barang-barang elektronik konsumen merosot secara tajam. Namun sebagai penggantinya, penjualan barang-barang komputer meningkat.
    • 1991: Sofmap muncul sebagai pemain baru di bidang eceran suku cadang komputer dan perangkat lunak bekas/baru. Toko-toko Sofmap menjual sistem komputer yang nantinya sangat populer di Jepang, seperti NEC (PC-8801 dan 9801), Sharp (X68000), dan Fujitsu (FM-Towns). Toko-toko berantai Sofmap lalu mulai bermunculan di sejumlah lokasi di Akihabara.
    • 1994: Komputer pribadi dengan sistem operasi Microsoft Windows menjadi barang laris, dan bermunculan toko-toko yang menjual komputer pribadi beserta peralatan dan aksesorinya.
    • Demam anime berlangsung pada tahun 1990-an bersamaan dengan makin populernya permainan video. Penggemar sejati manga, anime, dan permainan video melahirkan generasi baru yang disebut otaku, dan mereka berbelanja di Akihabara.
    • Sejak tahun 2000-an, angka penjualan komputer bermerek terus menurun, dan toko penjual komputer banyak yang tutup. Toko barang-barang anime menggantikan toko-toko komputer yang tutup, dan budaya otaku makin dikenal publik Jepang.
    • 2005: Kawasan ini menjadi target pembangunan kembali dan modernisasi, terutama daerah sekitar stasiun.
    • 2006: Di kawasan ini muncul Idol Group AKB48
    • 2007: Budaya "Akiba" diperkenalkan dalam tayangan nasional Kouhaku Uta Gassen di NHK oleh idola otaku Shoko Nakagawa. Melalui segmen Medley Spesial: Budaya Mutakhir Kebanggaan Jepang ikut diperkenalkan grup idola Akiba-kei, AKB48 sebagai produk budaya Akihabara.
    • 8 Juni 2008: Pembantaian di Akihabara terjadi pada hari Minggu yang ramai di kawasan pejalan kaki Chūōdōri. Seorang laki-laki menabrak orang di keramaian dengan truk sebelum menikam orang-orang yang diburunya dengan pisau belati, 7 korban tewas, 12 luka.
    • 23 Januari 2011: Dua setengah tahun berlalu setelah peristiwa pembantaian. Kawasan khusus pejalan kaki Chūōdōri dibuka kembali, ditandai dengan upacara peringatan dan peraturan-peraturan baru.














    Gedung Theater AKB48







    Source : wikipedia.com

  • Tenjin Matsuri

    0


    Tenjinmatsuri (天神祭) adalah festival tahunan (matsuri) yang diselenggarakan di kota Osaka oleh kuil Osaka Temmangu pada tanggal 24 Juli dan 25 Juli. Pembukaan festival (yomiya) diselenggarakan tanggal 24 Juli, sedangkan puncak perayaan berupa prosesi darat (riku togyo) dan prosesi perahu (funa togyo) dilangsungkan pada tanggal 25 Juli.
    Sungai Ōkawa yang berada di tengah kota Osaka dipenuhi lebih dari 100 perahu yang melakukan prosesi dan dimeriahkan dengan pesta kembang api. Perahu yang berisi pengikut kuil Osaka Temmangu datang dari arah berlawanan dan berpapasan dengan perahu yang membawa Gohōren. Para sponsor dan undangan lainnya juga dapat naik di atas perahu yang tidak termasuk dalam kelompok prosesi. Penonton yang berada di tepi sungai juga bisa menyaksikan pesta kembang api dan pertunjukan Kagura, Danjiribayashi, Noh dan Rakugo yang diadakan di atas perahu.
    Perayaan Tenjinmatsuri juga dilangsungkan berbagai tempat di Jepang oleh kuil Shintō yang menyandang sebutan kuil Tenjin, tapi festival Tenjinmatsuri di Osaka merupakan festival yang paling terkenal. Tenjinmatsuri adalah salah satu dari tiga festival terbesar di Jepang bersama-sama dengan Kanda Matsuri di (Tokyo) dan Gion Matsuri (Kyoto).

    SEJARAH
    Perayaan Tenjinmatsuri dimulai pada tanggal 1 Juni tahun 951. Pada saat itu, perayaan dibuka dengan ritual menghanyutkan kamihoko (pedang dengan mata di kedua sisi) di sungai Ōkawa. Lokasi perayaan ditentukan berdasarkan tempat tersangkutnya kamihoko yang dihanyutkan air sungai. Penghanyutan kamihoko merupakan asal-usul ritual
    Hokonagashi yang dilakukan sampai sekarang ini. Puncak perayaan berupa prosesi perahu berasal dari ritual Hokonagashi yang menentukan lokasi perayaan di tengah sungai.
    Pada zaman Azuchi Momoyama, Toyotomi Hideyoshi menghadiahkan alat musik Taiko untuk digunakan dalam perayaan. Pada tahun-tahun terakhir era Kanei, ritual Hokonagashi tidak dapat dilakukan karena tempat ritual dijadikan pasar ikan dan sebagai gantinya ditampilkan Danjiri (float) yang merupakan asal-usul prosesi darat yang dikenal sekarang ini. Pada tahun 1649, penarikan undian untuk menentukan urutan Danjiri mulai dilakukan agar orang tidak berlomba-lomba menarik masuk Danjiri ke dalam kuil Osaka Temmangu. Pada tahun akhir era Kanbun (awal tahun 1670-an) lokasi perayaan Tenjinmatsuri dipindahkan ke Ebisujima.
    Pada era Genroku (1688-1703), boneka berpakaian tradisional dengan tinggi 2 meter yang disebut O-mukae ningyo mulai dipasang di atas lunas perahu yang mengikuti prosesi perahu. Pada saat itu, Tenjinmatsuri konon mulai disebut sebagai salah satu dari tiga festival terbesar di Jepang. Kemegahan Tenjinmatsuri sudah dicatat dalam novel kisah perjalanan dari Edo ke Kyoto dan Osaka yang berjudul "Tōkai dōchū hizakurige" terbitan tahun 1802-1822. Tenjimatsuri juga sudah dikisahkan dalam novel berjudul "Seken munazanyō" (1682).
    Pada tahun pertama era Keiō (1865), Tenjinmatsuri tidak dapat diselenggarakan karena shogun Tokugawa Iemochi sedang memimpin operasi Penaklukan Chōshū dari Istana Osaka. Sejak itu, penyelenggaraan Tenjinmatsuri dibekukan dari tahun 1866 hingga tahun 1870.

    Tenjinmatsuri kembali diselenggarakan pada tahun 1871 sesudah berakhirnya kekacauan yang mengiringi Restorasi Meiji. Prosesi perahu tidak dilakukan mulai tahun 1874 hingga tahun [[1880] akibat perbaikan bangunan kuil utama dan berjangkitnya wabah penyakit kolera. Pada masa itu, Tenjimatsuri dalam hanya bentuk prosesi darat juga pernah beberapa kali diselenggarakan. Tenjinmatsuri juga pernah berkali-kali dibatalkan akibat wafatnya Kaisar Meiji dan meluapnya permukaan air sungai.
    Pada tahun 1930, ritual Hokonagashi kembali dihidupkan atas saran seorang penulis terkenal bernama Kema Namboku. Tenjinmatsuri lagi-lagi tidak diselenggarakan dari tahun 1938 hingga tahun 1948 akibat Perang Sino-Jepang II dan Perang Dunia II. Pada tahun 1949, Tenjinmatsuri kembali dihidupkan, tapi prosesi perahu tidak dapat dilakukan karena perahu tidak bisa lewat di bawah jembatan akibat tanah yang amblas.
    Pada tahun 1953, Tenjinmatsuri dapat diselenggarakan seperti biasa tetapi perahu berlayar berlawanan dengan arus sungai. Prosesi perahu tidak dilaksanakan akibat krisis minyak tahun 1974. Sesuai dengan perkembangan zaman, prosesi Girl Mikoshi yang menampilkan wanita muda dimulai tahun 1981. Pada tahun 1994, pertunjukan festival Tenjimatsuri dalam skala kecil pernah diselenggarakan di Brisbane.
    Pada tahun 2003, penyelenggaraan pesta kembang api Suito-sai yang merupakan acara tahunan di Osaka digabung dengan perayaan Tenjinmatsuri, sehingga pesta kembang api menjadi lebih meriah.

    JADWAL PERAYAAN

    24 Juli - Pembukaan festival

    Pagi hari: Ritual Hokonagashi
    Ritual berupa penghanyutan Kami hoko di sungai yang menandai dimulainya Tenjimatsuri.

    Sore hari: Prosesi di permukiman penduduk dan pusat perbelanjaan wilayah kuil Osaka Temmangu yang dimeriahkan musik dan tari tradisional Jepang.

    25 Juli - Prosesi darat dan prosesi perahu

    14:00 Natsu taisai
    Upacara mendoakan keselamatan peserta festival dan ritual pemindahan Goryō ke dalam Gohōren.

    16:00 Prosesi darat (riku togyo)
    Prosesi diikuti sekitar 3.000 pengikut kuil Osaka Temmangu dan menempuh jarak sekitar 4 kilometer dari kuil utama menuju tempat menaiki perahu di sungai Ōkawa. Prosesi darat dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama terdiri dari penabuh Moyo-oshidaiko, yang diikuti penunggang kuda yang berperan sebagai Sarutahiko, Uneme (kelompok wanita berpakaian ala zaman Heian), Hanagasa, patung dewa Shōjō yang bermuka merah dan sapi yang ditarik anak laki-laki. Kelompok kedua merupakan prosesi Ohaguruma yang diikuti oleh Gohōren, sedangkan kelompok ketiga antara lain terdiri dari Tamamikoshi dan Ōtorimikoshi.

    18:00 Prosesi Perahu (funa togyo)
    Prosesi perahu merupakan puncak perayaan Tenjinmatsuri. Perahu dibagi dalam empat kelompok: Hōansen, Gubusen, Hōhaisen dan Reigaisen. Kelompok perahu yang membawa Gohōren disebut Hōansen, sedangkan perahu Gubusen yang dinaiki penabuh Moyo-oshidaiko dan pemain musik Danjiribayashi merupakan perahu pendamping perahu Hōansen. Kelompok perahu Hōhaisen dinaiki para sponsor dan undangan yang menyambut perahu Hōansen. Kelompok perahu yang bergerak bebas disebut Reigaisen, terdiri dari perahu dayung Dondokobune dan perahu panggung Rakugo.
    Pada waktu perahu yang dinaiki para sponsor dan undangan saling berpapasan, para penumpang harus melakukan salam tepuk tangan gembira yang disebut Osaka-jime, tapi penumpang diharuskan untuk hening ketika berpapasan dengan perahu yang membawa Gohōren. Perahu yang berfungsi sebagai panggung persembahan Kagura (musik dan tari sakral) dan Hayashi tidak ikut dalam prosesi melainkan tertambat di pinggir sungai.
    Perahu yang membawa Gohōren tidak boleh dilihat orang dari atas, sehingga bagian sisi kiri dan sisi kanan jembatan diberi penghalang agar penonton yang berada di atas jembatan tidak bisa melihat perahu yang membawa Gohōren yang lewat tepat di bawahnya.

    20:00 Miya-iri dan Kangyo-sai
    Akhir dari perayaan Tenjinmatsuri yang ditandai dengan kembalinya objek pemujaan dari prosesi perahu.

    ATRAKSI
    24-25 Juli Moyo-oshidaiko
    Taiko berukuran besar ditabuh oleh penabuh (Ganji) yang berpakaian kuning tua dan penutup kepala merah tua.

    24-25 Juli Ryū-odori (tari naga)
    Penari meliuk-liuk seperti ular diiringi musik dengan ritme yang dinamis sehingga tarian ini juga dikenal sebagai Hebi-odori (tari ular).

    23 Juli Girl Mikoshi
    Girl Mikoshi adalah arak-arakan Mikoshi yang diusung banyak wanita muda di sepanjang pusat perbelanjaan Tenjinbashi. Wanita yang berpenampilan menarik dan mampu mengangkat komedawara (karung beras) merupakan syarat untuk dipilih sebagai Girl Mikoshi. Dari audisi Girl Mikoshi juga dipilih seorang wanita sebagai "Miss Tenjinbashi" dan 2 orang wanita lain sebagai "Miss Tenjinbashi semifinal."

    24 Juli Jidosha Togyo
    Parade truk keliling kota Osaka yang dimulai pukul 10 pagi. Truk membawa Kodomo Mikoshi (Mikoshi yang ditarik anak kecil) dan pemain musik Danjiribayashi.













  • Copyright © 2013 - Hyperdimension Neptunia

    Kawaii Japan - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan